Insidious Chapter 3
Minggu malem kemaren gue diajakin nonton film horor sama Putri. Film horor yang satu ini adalah film horor yang gue rasa paling ditunggu-tunggu kehadirannya di tahun ini. Yep! Insidious Chapter 3.
Gue dan Putri (alias Susi) adalah penggemar berat film horor. Mulai dari horor Amerika, Korea, Jepang, China, Thailand, Myanmar, Tibet, Vietnam, Papua Nugini, kalo tuh film bikin jantung mau copot, pasti bakal kita buru! Ng... kecuali horor esek-esek plus plus ala Indonesia pastinya.
Sampailah pada suatu hari gue sama Susi jatuh hati sama film yang berjudul Insidious. Singkatnya, kita berdua kena Insidious Fever dan girang kepayang banget pas tau Insidious ternyata ada chapter dua, bahkan chapter tiganya. Jangankan tiga chapter, tujuh chapter kayak Cinta Fitri pun bakal kita tonton!
Kalo di Insidious Chapter 1 dan 2 tokoh utamanya adalah hot daddy ganteng macem Patrick Wilson, di Insidious 3 ini tokoh utamanya malah gadis remaja kinyis-kinyis bernama Quinn Brenner yang diperankan oleh Stefanie Scott. Oh iya, di Insidious Chapter 3 alur ceritanya mundur. Insidious 3 menceritakan tentang peristiwa yang teradi jauh sebelum Insidious 1&2, jadi jangan kaget ya kalo ketemu sama Elise, tokoh cenayang yang diceritakan meninggal di Insidious 1.
ya, sebelas dua belas lah sama gue
Di awal cerita, Quinn Brenner dateng ke rumah Elise Reiner (diperankan oleh Lin Shaye) dan meminta bantuan untuk berkomunikasi sama arwah ibunya. Quinn ngerasa sedih dan kehilangan sejak ibunya meninggal karena kanker. Meski ibunya udah meninggal, Quinn masih merasa ibunya nggak bener-bener pergi. Dari bisikan-bisikan dan kejadian aneh yang selalu dia denger tiap malem, Quinn ngerasa ibunya ingin berkomunikasi dengan dia. Sayangnya, Elise nggak bisa membantu Quinn karena ada bahaya yang mengancamnya.
Quinn akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah dan move on sama kehidupannya. Tapi setiap malem, dia masih merasa ada bisikan-bisikan dan kejadian aneh di kamarnya. Suatu hari, Quinn pergi ke New York untuk mengikuti audisi masuk sekolah teater. Lagi-lagi, disitu ada kejadian aneh. Quinn ngeliat sesosok bayangan yang melambai ke arahnya dibalik panggung. Awalnya, Quinn mengira itu adalah bayangan ibunya. Sampai akhirnya, Quinn kembali ngeliat bayangan itu melambai ke arahnya di tengah jalan saat dia pulang. Karena fokus ngeliatin tuh bayangan, Quinn nggak sadar ada mobil dengan kecepatan tinggi melaju ke arahnya. Dalam waktu sepersekian detik, Quinn ketabrak dan akhirnya koma. *esumpe ini adegan tabrakannya ngagetin*
Sebelum sadarkan diri, Quinn sempet masuk ke dunia aneh (kayaknya sih dunia khas ala Insidious gitu). Sementara itu, di rumahnya, Elise mendapatkan penglihatan tentang Quinn. Berawal dari situ, kehidupan Quinn mendadak berubah jadi insidiyus banget!! (read : serem banget)
Peristiwa-peristiwa aneh pun satu per satu terjadi. Mulai dari kejadian ketok-ketokan dinding sama setan, banting-bantingan, petak umpet petak umpetan (iya gue nyebutnya gitu), rumah Elise yang didatengin makhluk aneh super-ngagetin-super-serem, sampai Quinn yang hampir bunuh diri karena kesurupan. Pokoknya kejadian-kejadian yang bikin lo bakal nutup mata pake bungkus snack dan naikin kaki ke atas kursi bioskop deh.
Yang gue suka dari Insidious adalah sound effect dan karakter hantunya. Insidious selalu bisa menghadirkan karakter hantu dengan make up super serem plus sound effect yang bakal bikin lo kaget setengah mati sambil teriak "Anjrit! Eh ayam! Ayam! Ayaaaamm!" ala banci terminal.
Anjaaaay! Kalo yang ini emang serem banget!
By the way, gue suka banget sama karakter hantu Black Bride yang ada di Insidious Chapter 1 & 2. Sayangnya, di Insidious Chapter 3 ini gue agak kecewa karena hantunya kurang berkarakter. Iyasih serem, lebih ganas juga. Tapi mungkin karena sang sutradara nggak menceritakan latar belakang si hantu (kayak asal muasal, umur, pendidikan *LOL*, dll), gue jadi ngerasa jalan cerita Insidious Chapter 3 ini kurang nampol. Gue kita jalan ceritanya bakal kompleks dan penuh misteri kayak Insidious Chapter 1&2, tapi nyatanya ekspektasi gue ketinggian. Hiks...
Selain itu, yang bikin kadar 'ke-hororan' gue berkurang sama sekuel Insidious ini adalah kehadiran dua pemburu hantu ala Ghostbusters yang... lucu sih, tapi kalo kebanyakan bisa bikin film ini jadi film horor komedi yang nggak nyeremin.
Film ini happy ending. Elise, ayah Quinn, dan dua pemburu hantu ala Ghostbuster yang kocak itu akhirnya bisa menyelamatkan Quinn yang separuh jiwanya udah masuk ke alam gaib dan ditawan sama setan yang gue sebut sebagai setan masker *soalnya pake masker cuy*
Setan masker ini ternyata jenis setan yang suka membawa roh manusia untuk tinggal dan jadi peliharaannya disana. Macem pesugihan aja ya, buk! Mendadak gue jadi inget film Suzanna episode Nyai Blorong dan Nyai Roro Kidul.
Meski agak jauh dari ekspektasi, Insidious Chapter 3 masih worthy buat ditonton. Overall, gue kasih rate 75 dari skala 10-100 untuk film ini.
Cilacap, Juni 2015
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬
ReplyDeleteHantu Black Bride memang serem habis sih di Insidious,sayangnya disini nggak semaksimal di pertama dan kedua ya.
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Iya, agak kecewa sama Insidious Chapter 3. By the way, gosipnya bakal dibikin sekuel yang ke empat lho
DeleteDi film ini Elise masih hidup?
ReplyDeleteMasih, Insidious Chapter 3 ceritanya alur mundur. Jauh sebelum Insidious 1&2
Deleteseram banget ya filmnya
ReplyDeleteemina bright stuff for acne