Filosofi Cinta Versi Linda

Ada yang bilang, cinta itu adalah hal terindah yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia. Orang yang lagi jatuh cinta, akan selalu merasakan perasaan bahagia.

Biar kata tadi pagi kena tilang polisi, dapet nilai jelek pas ujian, kena semprot dosen, kecipratan air comberan, atau hal-hal buruk lainnya terjadi, orang yang lagi jatuh cinta bakalan selalu mamerin senyum manisnya whenever and wherever they are.
Gue jadi mikir, ada kalanya orang jatuh cinta berbahaya juga. Saking seringnya terlibat sama hal yang manis-manis, tuh orang bisa mati karena diabetes.

Kata Biksu Tong Sam Cong : kosong adalah isi, isi adalah kosong.
Tapi kalo kata Panglima Tiang Feng, cinta adalah ujian. Deritanya tiada akhir.

Iya, emang bener. Menurut gue cinta emang nggak selamanya membawa kebahagiaan buat lo.
Adakalanya cinta itu bisa bikin lo semacam berada di posisi orang yang kepengen banget kentut, tapi mati-matian harus nahan kentut elo karena lo lagi presentasi di hadapan para bisnisman-bisnisman dunia kelas kakap.
Rasanya nggak enak banget.



Jatuh cinta itu semacam gambling.
Lo boleh merasakan bahagia, tapi jangan lupa untuk menyisakan 50% dari ruang hati lo buat terjatuh dan merasakan patah hati.
Eh, bukan berarti gue nyumpahin lo nggak bahagia yaaa. Cuma seperti yang gue bilang, cinta itu semacam gambling. Perlu manajemen risiko di dalamnya. Semakin besar ekspektasi lo sama cinta, semakin besar pula risiko yang harus lo tanggung buat patah hati. Ibarat terbang tinggi, makin tinggi, dan makin tinggi, lo harus mikirin seandainya sayap lo patah.

Jatuh cinta adalah obat.
Meskipun orang tau dalam jatuh cinta akan selalu ada kebahagiaan, keterpurukan, bangkit, terpuruk, bangkit lagi, terpuruk lagi, patah hati, sakit, galau, kemudian dilema, but that's life. Ketika kita mengalami itu semua, bukankah kita akan terbentuk menjadi manusia yang tangguh?
Everything happens for a reason. Either it's blessing or lesson.